Selasa, 10 Mei 2011

SKB - Pembebasan Lahan Proyek MRT Bakal Alami Kendala

Pembebasan Lahan Proyek MRT Bakal Alami Kendala

Jakarta, Pelita
Pembebasan lahan bawah tanah proyek Mass Rapid Transit (MRT) diperkirakan akan mengalami banyak kendala karena terkait harga dan bangunan yang ada. Anggaran yang disediakan untuk pembebasan lahan dari Pemprov DKI Jakarta sebesar Rp 90 miliar.

"Untuk pembebasan lahan Banjir Kanal Timur (BKT) saja banyak mengalami kendala. Apalagi proyek MRT, lahan yang akan dibebaskan lebih berat," kata H. Yusuf, pengusaha jual-beli tanah, Minggu (15/8).

Ia memperkirakan, kendala utama yang bakal terjadi bukan pada pembangunan proyek itu. Namun yang bakal banyak mengalami kendala dalam pembebasan lahan. "Ya...saya kira akan banyak hal yang bakal muncul. Ada kabel air, listrik dan lain-lain. Ini yang akan memakan waktu, tenaga dan uang," ujar Yusuf.

Direktur Teknik PT MRT Jakarta, Rahmadi mengatakan, saat pembangunan fisik MRT tahap I pada akhir 2011 atau awal 2012, jalur sepanjang 15,5 kilometer dengan total 13 stasiun (tujuh stasiun layang dan enam stasiun bawah tanah) harus bebas dari utilitas bawah tanah.

Utilitas tersebut, menurutnya, antara lain seperti, saluran pipa air minum, saluran kabel telpon, dan utilitas lainnya harus segera dipindahkan agar tidak mengganggu jalannya pembangunan.

"Saat ini kita sedang mendata utilitas yang akan dipindahkan melalui buku-buku tata ruang DKI Jakarta. Di sana tercantum semua utilitas yang melalui rute tahap I," kata Rahmadi, kemarin.

Dari pendataan yang tengah dilakukan, akan dibuat desain penataan utilitas berdasarkan klasifikasi utilitas tersebut. Seperti, klasifikasi ring satu untuk utilitas yang tidak boleh dipindahkan dan ring dua untuk utilitas yang bisa dipindahkan.

Kawasan Pejompongan, Jakarta Pusat misalnya. Di kawasan itu terdapat saluran pipa air bersih milik PAM Jaya. "Itu tidak boleh dipindah, karena itu kita akan buat konstruksi untuk mengganjal saluran pipa air itu sehingga kita bisa membangun jalur rel MRT dan stasiun bawah tanah Bendungan Hilir," ujarnya.

Setelah menyelesaikan studi kelayakan Mass Rapid Transit (MRT) tahap II (Bundaran HI-Kampungbandan) pada kroidor Utara-Selatan dari Lebakbulus-Kampungbandan, selanjutnya PT MRT akan melakukan penataan dan pemindahan utilitas bawah tanah yang akan dilewati kereta subway tersebut.

Saat ini, pendataan utilitas bawah tanah sepanjang rute tahap I (Lebakbulus-Bundaran HI) tengah dilakukan dan diharapkan rampung hingga akhir tahun ini. Dengan begitu, pada awal tahun 2011 akan dilakukan tender pemindahan utilitas sekaligus diharapkan selesai pada September 2011 mendatang.

Jika penataan utilitas rampung akhir tahun ini, akan dilanjutkan dengan tender pemindahan utilitas. Setelah ditetapkan pemenang tender, eksekusi pemindahan pun segera dilakukan. Sebab, seluruh masalah utilitas harus selesai pada September 2011. Sementara itu, Direktur Utama PT MRT Jakarta, Tribudi Rahardjo, mengatakan, pra-kualifikasi tender konstruksi fisik MRT tahap I akan dimulai pada Oktober 2010. Tender prakualifikasi ini diperkirakan akan memakan waktu sekitar satu tahun. "Kami optimis pembangunan dapat dimulai awal tahun 2012 dan beroperasi pada 2016," kata Tribudi.

Untuk menyelesaikan pembebasan lahan, Tribudi mengatakan, Pemprov DKI Jakarta akan menyelesaikannya hingga akhir tahun 2011. Untuk tahap I, akan dibebaskan tanah warga yang berada di 14 kelurahan, di tiga kecamatan seperti di Cilandak, Kebayoranbaru, dan Setiabudi. Pembebasan lahan menjadi tanggung jawab Pemprov DKI, sedangkan pihaknya hanya menunjukkan lokasi tanah yang harus dibebaskan. (kim)


sumber :http://www.harianpelita.com/read/1307/3/metropolitan/pembebasan-lahan-proyek-mrt-bakal-alami-kendala/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar