Rabu, 11 Mei 2011

Manajejen Risiko - Pengertian


BAB 1 RESIKO
Pengertian Risiko
*  Risiko mempunyai konotasi yang negatif, sesuatu yang tidak kita sukai, sesuatu yang ingin kita hindari.
*  Kejadian yang merugikan
*  Kemungkinan hasil yang menyimpang dari yang diharapkan (analisis investasi)
   Sebagai contoh, mobil kita bertabrakan dengan mobil lainnya (kejadian yang tidak kita inginkan). harga saham yang kita pegang turun nilainya, sehingga kita mengalami kerugian (kejadian yang tidak kita harapkan).
Risiko muncul karena ada kondisi ketidakpastian. Contoh; hari ini bisa hujan, bisa juga tidak hujan. Investasi yang kita tanamkan bisa mendatangkan keuntungan, bisa juga menyebabkan kerugian. Ketidak pastian tersebut menyebabkan munculnya risiko.
Tingkatan ketidakpastian :
I.        Kondisi kepastian sangat tinggi.
Hasil bisa diprediksi dengan relatif pasti. Contoh, hukum alam, bumi mengitari matahari selama 360 hari (satu tahun),
II.      Ketidak pastian obyektif.
Contoh, dadu, jika kita melempar dadu, ada 6 kemungkinan yaitu angka 1,2,3,4,5,6. Kita bisa menghitung probabilitas masing-masing angka untuk keluar yaitu 1/6,
III.    Ketidakpastian subyektif.
Contoh, kecelakaan mobil. Jika kita keluar dengan mobil, berapa besar probabilitas kita mengalami kecelakaan mobil, dan jika terjadi kecelakaan, kerusakan atau kerugian yang didapatkan, tidak mudah untuk menjawab hal tersebut.
IV.    Kondisi sangat tidak pasti.
Contoh, eksplorasi angkasa. Sangat sulit memperkirakan apa hasil yang akan diperoleh dari eksplorasi angkasa, apaah akan menemukan makhluk angkasa, planet lain?
Apakah Anda Tahu?
Ø  Odd tenggelam di bathtub: 1 dalam 685.000
Ø  Odd tersambar petir: 1 dalam 240.000
Ø  Odd pilot pesawat terbang Anda adalah pemabuk: 1 dalam 117
Ø  Odd kita akan mengalami kecelakaan kerja: 1 dalam 24.000
Ø  Odd akan mendapat hole in one dalam permainan golf: 1 dalam 15.000
Ø  Odd melahirkan bayi jenius: 1 dalam 250
Ø  Odd akan diaudit oleh IRS (Biro Pajak Amerika Serikat): 1 dalam 100
Ø  Odd memenangkan lotere: 1 dalam 14 juta

Ukuran Risiko juga bermacam-macam tergantung definisi dan karakteristik risiko, misal standar deviasi, probabilitas, dll.

TIPE-TIPE RISIKO :
RISIKO MURNI (PURE RISK)
adalah risiko dimana kemungkinan kerugian ada, tetapi kemungkinan keuntungan tidak ada. Contoh, kecelakaan, kebakaran, dsb. Risiko banjir jika menlanda rumah, kejadian ini akan merugikan, tetapi rumah berdiri di tempat tertentu tidak secara langsung akan mendatangkan keuntungan tertentu
Asuransi biasanya lebih banyak berurusan dengan risiko murni.
RISIKO SPEKULATIF  (SPECULATIVE RISK) = risiko bisnis
adalah risiko di mana kita mengharapkan keuntungan tetapi memungkinkan terjadinya kerugian. Contoh ; usaha bisnis, membeli saham (harga naik kita untung, harga turun kita rugi). Kerugian akibat risiko spekulatif akan merugikan orang tertentu, tetapi akan menguntungkan orang lainnya. Mis, suatu perusahaan mengalami kerugian karena penjualan turun, perusahaan lain mungkin akan memperoleh keuntungan dari situasi tersebut.
RISIKO DINAMIS DAN STATIS
Risiko statis muncul dari kondisi keseimbangan tertentu. Contoh, risiko terkena petir merupakan risiko dari yg muncurl dari kondisi alam tertentu.
Risiko dinamis muncul dari perubahan kondisi tertentu. Contoh, perubahan kondisi masyarakat, perubahan teknologi, memunculkan jenis-jenis risiko baru. Mis, jika masyarakat semakin kritis akan hak-nya, maka risiko hukum akan semakin besar karena masyarakat lebih berani mengajukan gugatan hukum.
Sifat Risiko :
RISIKO OBYEKTIF
Risiko obyektif adalah risiko yang didasarkan pada observasi parameter yang obyektif. Contoh, fluktuasi harga atau tingkat keuntungan investasi di pasar modal bisa diukur melalui standar deviasi.
 RISIKO  SUBYEKTIF
Risiko subyektif berkaitan dengan persepsi seseorang terhadap risiko. Dengan kata lain, kondisi mental seseorang akan menentukan kesimpulan tinggi rendahnya risiko tertentu. Contoh; 2 orang dgn kepribadian yang berbeda akan mempunyai cara pandang yg berbeda. Konservatif menganggap risiko investasi terlalu tinggi, sedangkan orang agresif beranggapan risiko investasi tidak terlalu tinggi.

MANAJEMEN RISIKO
Risiko ada di mana-mana, bisa datang kapan saja, dan sulit dihindari. Jika risiko tersebut menimpa suatu organisasi, maka organisasi tersebut bisa mengalami kerugian yang signifikan.  Dalam beberapa situasi, risiko tersebut bisa mengakibatkan kehancuran organisasi tersebut. Karena itu risiko penting untuk dikelola.

TUJUAN MANAJEMEN RISIKO BAGI ORGANISASI
Manajemen risiko bertujuan untuk mengelola risiko sehingga organisasi bisa bertahan, atau barangkali mengoptimalkan risiko. Perusahaan seringkali secara sengaja mengambil risiko tertentu, karena melihat potensi keuntungan dibalik risiko tersebut.

PROSES/TAHAPAN MANAJEMEN RISIKO (bab 4)
Manajemen risiko pada dasarnya dilakukan melalui proses-proses berikut ini.
n  Identifikasi risiko
n  Evaluasi dan Pengukuran Risiko, dan
n  Pengelolaan risiko

IDENTIFIKASI RISIKO (pengembangan ada di Bab 4)
Dilakukan untuk mengidentifikasi risiko-risiko apa saja yang dihadapi suatu organisasi. Banyak risiko yang dihadapi oleh suatu organisasi, mis. Korupsi, risiko kredit, kebakaran.
Teknik mengidentifikasi risiko, misal:
n  Menganalisis sekuen terjadinya risiko mulai dari sumber risiko sampai terjadinya peristiwa yang merugikan, misal: kompor ditaruh dekat minyak tanah, api èkompor è kebakaran è kerugian
n  Melihat karakteristik bisnis, misal bank akan menghadapi risiko kredit (pembayaran hutang tidak lancar)
n  Bank yang aktif memperdagangkan sekuritas akan menghadapi risiko pasar (instrumen yang dipegang turun nilai pasarnya)

EVALUASI DAN PENGUKURAN RISIKO (ada di bab 4)
Tujuan evaluasi risiko adalah memahami karakteristik risiko dengan lebih baik. Jika kita memahami risiko dengan lebih baik, maka risiko akan lebih mudah dikendalikan.
n  Mempelajari karakteristik risiko
n  Melakukan pengukuran terhadap risiko (mengembangkan ukuran besar kecilnya risiko)
n  Mengukur dampak risiko tersebut terhadap organisasi
n  Evaluasi dan pengukuran risiko bisa digunakan untuk melakukan prioritisasi risiko

CONTOH-CONTOH TEHNIK PENGUKURAN RISIKO
n  Probabilitas
n  Value at risk (VAR)
n  Metode durasi
n  Matriks severity dan frekuensi
n  Standar deviasi
n  Creditmetrics
n  Tabel kematian

PENGELOLAAN RISIKO
Setelah analisis dan evaluasi risiko, langkah selanjutnya adalah mengelola risiko. Risiko harus dikelola, jika organisasi tidak bisa mengelola risiko, maka konsekuensinya adalah sangat serius, misal kerugian besar.
Cara mengelola risiko : Penghindaran, Ditahan (retention), Diversifikasi, Transfer risiko, Pengendalian risiko, Pendanaan risiko
Penghindaran. Cara yang paling mudah untuk mengelola risiko, tetapi tidak optimal. Contoh, jika ingin untung dari bisnis, kita harus keluar dan menghadapi bisnis tersebut, kemudian mengelola risikonya.
Ditahan (retention). Kita menghadapi/menanggung sendiri risiko tersebut. Contoh, jika mobil tidak diasuransi, maka kita membawa mobil tersebut dengan hati-hati. Karena beranggapan asuransi terlalu repot dan rumit.
Diversifikasi. Diversifikasi berarti menyebar eksposur yang dimiliki sehingga tidak terkonsentrasi pada 1 atau 2 eksposur. Contoh, bermain saham A, saham B, obligasi, deposito dsb. Jadi jika terjadi kerugian pada aset tertentu, kerugian tersebut diharapkan dapat ditutup dari keuntungan aset lainnya.
Transfer Risiko. Tidak ingin menanggung risiko tertentu, kita bisa transfer ke pihak lain yang lebih kompetendengan risiko tersebut. Contoh, membeli asuransi kebakaran, kecelakaan.
Pengendalian Risiko. Dilakukan untuk mencegah/menurunkan kemungkinan terjadinya risiko. Contoh, memasang cctv, mencegah pencurian. Memasang alarm asap, mencegah terjadinya kebakaran.
Pendanaan Risiko. Berarti bagaimana mendanai kerugian yg terjadi jika risiko muncul. Conoth, jika terjadi kebakaran, bagaimana menanggung kerugian tsb, apakah dari asuransi, atau memakai dana cadangan.

EKSPOSUR
Merupakan sumber risiko, bangunan yang bisa terbakar merupakan eksposur terjadinya kebakaran
PERIL
Peril adalah Peristiwa yang merugikan misalnya kebakaran