BAB 1 RESIKO
Pengertian Risiko
*
Risiko mempunyai konotasi yang negatif, sesuatu
yang tidak kita sukai, sesuatu yang ingin kita hindari.
*
Kejadian yang merugikan
*
Kemungkinan hasil yang menyimpang dari yang
diharapkan (analisis investasi)
Sebagai contoh, mobil kita bertabrakan dengan
mobil lainnya (kejadian yang tidak kita inginkan). harga saham yang kita pegang
turun nilainya, sehingga kita mengalami kerugian (kejadian yang tidak kita
harapkan).
Risiko
muncul karena ada kondisi ketidakpastian. Contoh; hari ini bisa hujan, bisa
juga tidak hujan. Investasi yang kita tanamkan bisa mendatangkan keuntungan,
bisa juga menyebabkan kerugian. Ketidak pastian tersebut menyebabkan munculnya
risiko.
Tingkatan
ketidakpastian :
I.
Kondisi kepastian sangat tinggi.
Hasil
bisa diprediksi dengan relatif pasti. Contoh, hukum alam, bumi mengitari
matahari selama 360 hari (satu tahun),
II.
Ketidak pastian obyektif.
Contoh,
dadu, jika kita melempar dadu, ada 6 kemungkinan yaitu angka 1,2,3,4,5,6. Kita
bisa menghitung probabilitas masing-masing angka untuk keluar yaitu 1/6,
III.
Ketidakpastian subyektif.
Contoh,
kecelakaan mobil. Jika kita keluar dengan mobil, berapa besar probabilitas kita
mengalami kecelakaan mobil, dan jika terjadi kecelakaan, kerusakan atau
kerugian yang didapatkan, tidak mudah untuk menjawab hal tersebut.
IV.
Kondisi sangat tidak pasti.
Contoh,
eksplorasi angkasa. Sangat sulit memperkirakan apa hasil yang akan diperoleh
dari eksplorasi angkasa, apaah akan menemukan makhluk angkasa, planet lain?
Apakah
Anda Tahu?
Ø Odd
tenggelam di bathtub: 1 dalam 685.000
Ø Odd
tersambar petir: 1 dalam 240.000
Ø Odd
pilot pesawat terbang Anda adalah pemabuk: 1 dalam 117
Ø Odd
kita akan mengalami kecelakaan kerja: 1 dalam 24.000
Ø Odd
akan mendapat hole in one dalam permainan golf: 1 dalam 15.000
Ø Odd
melahirkan bayi jenius: 1 dalam 250
Ø Odd
akan diaudit oleh IRS (Biro Pajak Amerika Serikat): 1 dalam 100
Ø Odd
memenangkan lotere: 1 dalam 14 juta
Ukuran
Risiko juga bermacam-macam tergantung definisi dan karakteristik risiko, misal
standar deviasi, probabilitas, dll.
TIPE-TIPE RISIKO :
RISIKO
MURNI (PURE RISK)
adalah risiko dimana kemungkinan kerugian ada, tetapi kemungkinan
keuntungan tidak ada. Contoh, kecelakaan, kebakaran, dsb. Risiko banjir jika
menlanda rumah, kejadian ini akan merugikan, tetapi rumah berdiri di tempat
tertentu tidak secara langsung akan mendatangkan keuntungan tertentu
Asuransi biasanya lebih banyak berurusan dengan risiko murni.
RISIKO
SPEKULATIF (SPECULATIVE RISK) = risiko
bisnis
adalah risiko di mana kita mengharapkan
keuntungan tetapi memungkinkan terjadinya kerugian. Contoh ; usaha bisnis,
membeli saham (harga naik kita untung, harga turun kita rugi). Kerugian akibat
risiko spekulatif akan merugikan orang tertentu, tetapi akan menguntungkan
orang lainnya. Mis, suatu perusahaan mengalami kerugian karena penjualan turun,
perusahaan lain mungkin akan memperoleh keuntungan dari situasi tersebut.
RISIKO DINAMIS DAN STATIS
Risiko statis muncul dari kondisi
keseimbangan tertentu. Contoh, risiko terkena petir merupakan risiko dari yg
muncurl dari kondisi alam tertentu.
Risiko dinamis muncul dari perubahan
kondisi tertentu. Contoh, perubahan kondisi masyarakat, perubahan teknologi,
memunculkan jenis-jenis risiko baru. Mis, jika masyarakat semakin kritis akan
hak-nya, maka risiko hukum akan semakin besar karena masyarakat lebih berani
mengajukan gugatan hukum.
Sifat Risiko :
RISIKO OBYEKTIF
Risiko obyektif adalah risiko yang
didasarkan pada observasi parameter yang obyektif. Contoh, fluktuasi harga atau
tingkat keuntungan investasi di pasar modal bisa diukur melalui standar
deviasi.
RISIKO SUBYEKTIF
Risiko subyektif berkaitan dengan
persepsi seseorang terhadap risiko. Dengan kata lain, kondisi mental seseorang
akan menentukan kesimpulan tinggi rendahnya risiko tertentu. Contoh; 2 orang
dgn kepribadian yang berbeda akan mempunyai cara pandang yg berbeda.
Konservatif menganggap risiko investasi terlalu tinggi, sedangkan orang agresif
beranggapan risiko investasi tidak terlalu tinggi.
MANAJEMEN RISIKO
Risiko
ada di mana-mana, bisa datang kapan saja, dan sulit dihindari. Jika risiko
tersebut menimpa suatu organisasi, maka organisasi tersebut bisa mengalami
kerugian yang signifikan. Dalam beberapa
situasi, risiko tersebut bisa mengakibatkan kehancuran organisasi tersebut.
Karena itu risiko penting untuk dikelola.
TUJUAN
MANAJEMEN RISIKO BAGI ORGANISASI
Manajemen
risiko bertujuan untuk mengelola risiko sehingga organisasi bisa bertahan, atau
barangkali mengoptimalkan risiko. Perusahaan seringkali secara sengaja
mengambil risiko tertentu, karena melihat potensi keuntungan dibalik risiko
tersebut.
PROSES/TAHAPAN MANAJEMEN RISIKO (bab 4)
Manajemen risiko pada dasarnya
dilakukan melalui proses-proses berikut ini.
n Identifikasi
risiko
n Evaluasi
dan Pengukuran Risiko, dan
n Pengelolaan
risiko
IDENTIFIKASI RISIKO (pengembangan ada
di Bab 4)
Dilakukan
untuk mengidentifikasi risiko-risiko apa saja yang dihadapi suatu organisasi. Banyak
risiko yang dihadapi oleh suatu organisasi, mis. Korupsi, risiko kredit,
kebakaran.
Teknik mengidentifikasi risiko, misal:
n Menganalisis
sekuen terjadinya risiko mulai dari sumber risiko sampai terjadinya peristiwa
yang merugikan, misal: kompor ditaruh dekat minyak tanah, api èkompor è kebakaran è kerugian
n Melihat
karakteristik bisnis, misal bank akan menghadapi risiko kredit (pembayaran
hutang tidak lancar)
n Bank
yang aktif memperdagangkan sekuritas akan menghadapi risiko pasar (instrumen
yang dipegang turun nilai pasarnya)
EVALUASI DAN PENGUKURAN RISIKO (ada di
bab 4)
Tujuan
evaluasi risiko adalah memahami karakteristik risiko dengan lebih baik. Jika
kita memahami risiko dengan lebih baik, maka risiko akan lebih mudah
dikendalikan.
n Mempelajari
karakteristik risiko
n Melakukan
pengukuran terhadap risiko (mengembangkan ukuran besar kecilnya risiko)
n Mengukur
dampak risiko tersebut terhadap organisasi
n Evaluasi
dan pengukuran risiko bisa digunakan untuk melakukan prioritisasi risiko
CONTOH-CONTOH
TEHNIK PENGUKURAN RISIKO
n Probabilitas
n Value
at risk (VAR)
n Metode
durasi
n Matriks
severity dan frekuensi
n Standar
deviasi
n Creditmetrics
n Tabel
kematian
PENGELOLAAN RISIKO
Setelah
analisis dan evaluasi risiko, langkah selanjutnya adalah mengelola risiko.
Risiko harus dikelola, jika organisasi tidak bisa mengelola risiko, maka
konsekuensinya adalah sangat serius, misal kerugian besar.
Cara
mengelola risiko : Penghindaran, Ditahan (retention), Diversifikasi, Transfer
risiko, Pengendalian risiko, Pendanaan risiko
Penghindaran. Cara yang paling mudah
untuk mengelola risiko, tetapi tidak optimal. Contoh, jika ingin untung dari
bisnis, kita harus keluar dan menghadapi bisnis tersebut, kemudian mengelola
risikonya.
Ditahan (retention). Kita menghadapi/menanggung
sendiri risiko tersebut. Contoh, jika mobil tidak diasuransi, maka kita membawa
mobil tersebut dengan hati-hati. Karena beranggapan asuransi terlalu repot dan
rumit.
Diversifikasi. Diversifikasi berarti
menyebar eksposur yang dimiliki sehingga tidak terkonsentrasi pada 1 atau 2
eksposur. Contoh, bermain saham A, saham B, obligasi, deposito dsb. Jadi jika
terjadi kerugian pada aset tertentu, kerugian tersebut diharapkan dapat ditutup
dari keuntungan aset lainnya.
Transfer Risiko. Tidak ingin menanggung
risiko tertentu, kita bisa transfer ke pihak lain yang lebih kompetendengan
risiko tersebut. Contoh, membeli asuransi kebakaran, kecelakaan.
Pengendalian
Risiko. Dilakukan untuk mencegah/menurunkan kemungkinan terjadinya risiko.
Contoh, memasang cctv, mencegah pencurian. Memasang alarm asap, mencegah
terjadinya kebakaran.
Pendanaan Risiko. Berarti bagaimana
mendanai kerugian yg terjadi jika risiko muncul. Conoth, jika terjadi kebakaran,
bagaimana menanggung kerugian tsb, apakah dari asuransi, atau memakai dana
cadangan.
EKSPOSUR
Merupakan sumber risiko, bangunan yang bisa terbakar merupakan eksposur
terjadinya kebakaran
PERIL
Peril adalah Peristiwa yang merugikan misalnya kebakaran