Sabtu, 07 Mei 2011

Studi kelayakan Bisnis Bab III

BAB III. ANALISA PRUDENTIAL DALAM PEMBIAYAAN PROYEK


Prinsip prudential dalam pembiayaan proyek :
A. Dana dan faktor – faktor produksi lainnya yang ditanamkan terbatas dan mahal
B. Adanya perbedaan karakteristik antara proyek yang bersifat baru dan perluasan.

Melalui pembiayan atau investasi suatu proyek diharapkan manfaat yang layak dikemudian hari, baik berupa manfaat keuangan misalnya laba, maupun non keuangan seperti kesempatan kerja, penggunaan bahan baku dalam negeri, kelancaran transportasi, kelancaran irigasi, peningkatan devisa, perolehan pajak, peningkatan kompetensi dan sebagainya.

Faktor produksi terbatas dan mahal tersebut dapat berupa :
 Dana modal baik dari dalam maupun luar negeri.
 Tenaga ahli dan tenaga kerja.
 Bahan baku dan sejenisnya.
 Tanah, dsb

Proyek dan kegiatan investasinya pada dasarnya dapat dikembangkan oleh : perorangan, perseroan terbatas, bank, lembaga keuangan lainnya, lembaga pemerintah.
Dalam prakteknya tidak semua proyek tersebut memberikan menfaat atau harapan sesuai dengan yang direncanakan, adakalanya sebelum dioperasikan atau dikomersialkan, telah tamat riwayatnya.

Beberapa hal yang menyebabkan proyek tidak berjalan semestinya selama masa pembangunan (during construction), antara lain :
1. Kurang dikuasainya persyaratan teknis proyek.
2. Tenaga manajemen kurang jujur dan atau tidak akhli, juga kurang bertanggungjawab.
3. Rencana pembangunan dan desain teknis kurang matang.
4. Kesalahan dalam penetuan bahan baku, peralatan dan tenaga ahli.
5. Cost over run (biaya meningkat di atas yang direncanakan).
6. Faktor eksternal yang tidak dapat dikontrol, misal perubahan ekonomi dan kebijakan pemerintah.
7. Adanya bencana alam
8. Dan lainnya.

Proyek yang melewati masa pembangunan dengan lancar, tetapi tidak lancar selama masa komersialnya, antara lain dikarenakan :
1. Pemasaran tidak berjalan lancar.
2. Kesulitan pengadaan bahan baku dan bahan pembantu.
3. Harga bahan baku dan pembantu naik diatas yang direncanakan.
4. Kesulitan pengadaan dana untuk modal kerja.
5. Proyek tidak beroperasi secara ekonomis, karena kapasitas terpasang lebih tinggi atau lebih rendah dari yang semestinya.
6. Proyek tidak mampu merekrut tenaga yang sesuai dengan klasifikasi proyek.
7. Dibangun dengan spesifikasi yang tidak sesuai dengan yang direncanakan
8. Hubungan kerja diantara pimpinan dan karyawan tidak baik.
9. Keuntungan yang diperoleh tidak layak
10. Dan lainnya

Berdasarkan gambaran tersebut di atas, maka untuk menghindari atau mengurangi terjadinya kegagalan yang akan merugikan investor, maka suatu evaluasi yang prudential / hati – hati, mendalam dan akurat perlu dilakukan dan ditampilkan dalam suatu proposal yang menyeluruh.
Dengan mengevaluasi rencana investasi secara hati-hati dan mendalam, maka investor termasuk kreditor akan mendapatkan gambaran mengenai hambatan apa saja yang mungkin timbul dikemudian hari, serta seberapa jauh hambatan tersebut dapat diatasi.
Evaluasi atas proyek dan rencana investasi akan memberikan gambaran seberapa jauh rencana investasi pada satu proyek tertentu dapat dipertanggungjawabkan dari berbagai macam segi.

Secara profesional, evaluasi atas suatu proyek dapat dilakukan dalam dua tahap :
1. TAHAP EVALUASI PENDAHULUAN/PRA KELAYAKAN
a. Apakah gagasan proyek memerlukan penelitian lebih lanjut ?
b. Apakah gagasan proyek hanya khayalan biasa sehingga sebaiknya dibatalkan saja ?
c. Apakah gagasan proyek sudah sangat diyakini, sehingga keputusan investasi sudah dapat dilakukan ?
d. Apakah terdapat hal-hal yang masih meragukan, sehingga masih diperlukan studi pendukung untuk menjernihkan keraguan tersebut ?

2. TAHAP STUDI KELAYAKAN
a. Saran bahwa proyek layak untuk dibiayai.
b. Keputusan pemrakarsa proyek dan kreditor atau investor lainnya untuk memutuskan apakah investasi jadi dilakukan ?
c. Studi kelayakan baru dapat dilakukan setelah melewati evaluasi pendahuluan

Perbedaan prinsip proposal proyek dalam tahap evaluasi pendahuluan/pra kelayakan dan studi kelayakan terletak pada titik berat dan kedalaman penelitian, di mana dalam studi kelayakan seluruh aspek yang terkait (pemasaran, teknis produksi/operasi, manajemen dan keuangan/ekonomi) dan legalitas proyek/perusahaan diteliti dan dibahas secara mendalam, sedangkan pada tahapan evaluasi pendahuluan terbatas pada aspek pemasaran atau manfaatnya bagi pengguna hasil proyek tersebut.

Untuk mendukung evaluasi atas suatu proyek, sering juga dilakukan penelitian/riset pendukung, antara lain :
1. Riset pasar.
2. Riset bahan baku dan bahan pembantu.
3. Riset laboratoris.
4. Riset lokasi proyek.
5. Riset skala ekonomi proyek.
6. Riset mesin dan peralatan teknis
7. Lainnya

BAB IV. ANALISIS KEPUTUSAN
 Analisis keputusan yang berhubungan dengan investasi (investment decision)
 Analisis keputusan yang berhubungan dengan pendanaan (financial decision)

Dalam hal yang berhubungan dengan kegiatan pembangunan proyek dalam pengertian di atas, maka perlu dilakukan dua hal penting yang saling berbeda dalam pengambilan keputusannya, yaitu:

1. Analisis Keputusan Investasi (Investment Decision)
Pada dasarnya berhubungan dengan kelayakan investasi pada suatu proyek atau pengembangan suatu usaha tertentu, dimana dalam hal ini keputusan diambil berdasarkan kelayakan teknis dan kelayakan ekonomis

2. Analisis Keputusan Pendanaan (Financial Decision)
Berhubungan dengan evaluasi penempatan dana dalam suatu proyek yang dinilai telah layak secara teknis dan ekonomis, didasarkan kalkulasi :
a. kemungkinan return (profit atau benefit) yang diperoleh
b. kemungkinan risiko yang akan terjadi bagi penyandang dana/investor yang bersangkutan

Namun dalam pelaksanaannya, memisahkan dua keputusan tersebut sebagai bagian-bagian tersendiri sudah tidak dapat dilakukan lagi, mengingat hubungannya dengan cost of capital atau biaya modal. Oleh karenanya keputusan investasi tetap harus dikaitan dengan keputusan pendanaan, yang merupakan suatu kenyataan yang justru dialami dalam dunia usaha atau implementasi proyek.

Persoalan pendanaan umumnya sangat kompleks, dimana pemilik perusahaan /pemilik proyek atau penyandang dana, selain harus mengupayakan agar arus pengembalian atau tingkat keuntungan minimal tidak mengubah atau menurunkan nilai (harga pasar saham ) perusahaan atau nilai proyek, juga diperlukan persiapan yang seksama dari segi teknis maupun administrasi.

Sangat perlu disadari bahwa upaya mendapatkan dana melibatkan banyak kegiatan mulai dari mencari dan memilih sumber dana, persyaratan yang diminta, menghitung arus pengembalian, menyusun struktur pendanaan yang optimal, serta melakukan negosiasi dengan calon penyandang dana.

Pemilihan pola pendanaan mencerminkan tujuan serta kepentingan spesifik pemilik setelah mempertimbangkan berbagai faktor yang sedang dihadapi (misal perolehan deviden), dan bagi penyandang dana yang penting dana dapat kembali sesuai perjanjian (jika pinjaman). Hal ini juga mengindikasikan perlu dilakukannya pengelolaan sebagaimana mestinya.

Letak keterkaitan antara keputusan investasi dan pendanaan timbul dari pertanyaan, apakah proyek tersebut dapat menjanjikan tingkat pengembalian/keuntungan melebihi biaya modal yang digunakan?

Proyek hanya akan dijalankan jika memenuhi salah satu syarat penting, yaitu tingkat keuntungan diperkirakan melebihi biaya modal (cost of capital-coc).

Mekanisme hubungan antara tingkat keuntungan dengan biaya modal adalah penggunaan angka biaya modal untuk arus diskonto pada kriteria seleksi (misalnya ), dimana besarnya arus diskonto disamakan dengan angka biaya modal, dengan cara ini akan terlihat apakah dengan menggunakan angka tersebut, proyek menarik atau tidak untuk diterima.

Adalah suatu kenyataan bahwa penyandang dana akan selalu memilih investasi yang menjanjikan tingkat keuntungan yang lebih besar dari biaya modal.

Proyek-proyek besar memerlukan biaya besar dengan melibatkan lebih dari satu sumber pendanaan, dimana untuk memperhitungkan biaya modal digunakan angka biaya modal rata-rata tertimbang atau weight average cost of capital.

Dilain pihak untuk mengkaji arus pengembalian atau tingkat keuntungan, maka dapat digunakan parameter yang disebut arus pengembalian minimal yang menarik (Minimun Attractive Rate of Return --- MARR), yang diinginkan harus lebih besar dari COC (Cost Of Capital) dan parameter/analisa lainnya yang terkait.